Jumat, 13 November 2009

Sebenarnya pacaran itu boleh atau tidak??????

Dalam kehidupan, kita pasti melakukan sosialisasi dengan orang lain. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain karena kita sebagai makhluk social. Ada berbagai bentuk sosialisasi, salah satunya adalah pacaran. Proses seseorang berpacaran tidak pernah lepas dari masalah. Seperti komunikasi, konflik dengan pihak ketiga, patah hati, pacaran jarak jauh, perbedaan agama, kekerasan dalam pacaran,dll.



Sebetulnya banyak yang bisa kita pelajari oleh masing-masing pihak selama proses pacaran, misalnya menghadapi konflik,dll. Semua itu berkaitan dengan nilai-nilai yang kita anut selama ini, baik nilai pribadi, nilai agama, maupun nilai social.
Pacaran merupakan salah satu pilihan dalam kehidupan remaja. Kita tidak memberikan penilaian benar atau salah terhadap perilaku remaja dengan pertimbangan bahwa remaja sudah memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan pilihannya. Kita menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk membantu remaja dalam menentukan pilihannya, sehingga dapat menjadi remaja yang bertanggung jawab terhadap perilakunya. Misalnya seorang remaja yang memutuskan untuk berpacaran maka dia harus mempertimbangkan keuntungananya dan kerugiannya, kesiapan mentalnya untuk mencoba berpacaran dan lain-lain, sehingga remaja tersebut tetap dapat mengontrol perilakunya dan tetap sehat secara psikis, fisik, dan social.
Kapan seseorang mulai pacaran adalah relative. Asal dalam pacaran perlu ada komitmen yang jelas dan perlu adanya pertimbangan-pertimbangan lainnya, misalnya orangtua. Boleh pacaran asal tidak mengganggu belajar atau aktivitas-aktivitas lainnya. Kita bisa kena marah orangtua, apabila gara-gara selama pacaran kita menjadi malas belajar atau nilai pelajaran di sekolah menjadi turun.
Pacaran yang baik adalah pacaran yang sehat. Sehat disini berarti sehat secara fsik,psikis, dan social. Sehat secara  fisik maksudnya tidak menyakiti fisik kedua belah pihak dalam arti tidak menimbulkan kehamilan, tidak ada kekerasan fisik (memukul, dipukul, menendang atau ditengang, dll). Sehat secara psikis berarti tidak mengganggu jiwa, misalnya mengakibatkan perasaan jadi tertekan, membuat sedih, gelisah, takut, dll. Sedangkan sehat secara social maksudnya tidak menggangu masyarakat dan nilai-nilai yang ada disalamnya. Misalnya, dalam berpacaran justru menjadikan seseorang tertekan karena oleh sang pacar dilarang bergaul dengan orang lain selain dirinya, kemudian jika keinginannya tidak dikabulkan lalu memukul, atau memaksa pasangannya melakukan perbuatan yang tidak senonoh di muka umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar